Wednesday, 7 November 2012

Belajar Dari si Polos itu


Mari mulai dengan basmalah

Bismillahhirrohmannirrohim...

Haruskah bunga mawar bersedih karena memiliki duri, ataukah haruskah duri yang bahagia karena memiliki keindahan bunga mawar
Pagi kawan !
Ada sesuatu yang menarik nih yang ingin kubagi  kawan , sesuatu hal yang mungkin sering dijumpai pada pemikiran sebagian orang.
Pernah denger nggak ucapan-ucapan “ah dasar anak kecil,masih ingusan lo,ah anak kecil macem lo tau apa sih dsb,dst,dll”. kadang lucu lho ketika mendengar orang bilang hal seperti itu..he
Mungkin kita tidak sadar, bahwa anak kecil atau kita pada zaman dulu (waktu kecil) memiliki hal-hal yang luar biasa yang sayang hal2 tersebut mulai luntur oleh pmikiran2 kurang baik ketika yang namanya "kedewasaan" mulai mengahampiri. Yap,Lunturnya hal- hal luar biasa itu mungkin sebagai wujud konsekuensi ketika kita sedang menjalani proses dewasa itu, walaupun ku sebenarnya kurang yakin apakah yang melunturkan itu memang  "kedewasaan" yang sebenarnya atau bukan.he
anak kecil ya,memang sih anak  kecil itu :
-KECIL DAN LEMAH!
-GAK BOLEH NAIK WAHANA DI DUFAN SOALNYA TINGGINYA MASIH DIBAWAH 120 CM
-TIDAK BISA MAIN FACEBOOK,BLOG DLL
-GAK NGERTI APA2,DITANYA ALUR CERITA DORAEMON AJA GAK TAHU
-SUKA NIRU YG BERBAHAYA KAYAK DI PILEM DRAGON BOL
Weits tapi jangan salah, selain itu hal - hal luar biasa yang dimilik anak kecil jauh lebih banyak dan lebih keren.
1.        Anak kecil itu pengampun.
Sempet baca cerita sebuah kisah tentang dua anak kecil,ialah  Ujang dan Ncep.
Suatu hari ketika main bersama. Karena berebut mainan, mereka bertengkar, sehingga Ujang menangis. Ibu Ujang tidak rela melihat anaknya menangis, maka dia marah pada Ncep. Tapi ibu Ncep juga tidak rela anaknya dimarahi, maka dia marah pada ibu Ujang, sehingga mereka bertengkar. Sejam kemudian Ujang dan Ncep sudah bermain bersama kembali, tapi ibu mereka sehari, seminggu, sebulan kemudian masih belum saling bertegur sapa.
2.       Anak kecil melihat hal positif dalam lingkup negatif.
 Ketika banjir melanda Surabaya, banyak orang mengeluh sebab macet, rumah kotor, dll. Tapi anak-anak gembira, sebab bisa main air sepuasnya.
3.       Anak kecil jujur dan polos.
Ketika ada tamu yang tidak berkenan, Pak Amir menyuruh Ujang, anaknya yang masih kecil untuk mengatakan bahwa dia tidak ada. Ujang pun taat. Dia menemui tamu ayahnya dan mengatakan "Maaf pak, kata bapak, bapak sedang pergi."
4.       Anak kecil solider.
 Ujang membawa kue dari rumahnya. Ketika sedang makan kue itu, tiba-tiba datang teman-temannya. Melihat Ujang membawa kue, teman-temannya meminta sedikit. Dengan senang Ujang membagikan kue-kue itu. Tapi ibu Ujang datang dan marah, sebab kue itu dibelinya dengan harga yang cukup mahal.
5.       Anak kecil menerima sesamanya apa adanya.
Ceritanya seseorang membawa keponakan yang baru datang dari Bandung ke rumah nenek. Dia baru berumur 3,5 th dan hanya bisa berbahasa Indonesia dan sedikit Sunda. Melihat ada anak baru yang membawa mainan, beberapa anak tetangga nenek datang. Lalu mereka main bersama. Mereka asyik sekali main sampai berjam-jam. Padahal anak-anak tetangga nenek hanya bisa berbahasa Jawa.
6.       Anak kecil percaya,pasrah, dan penuh harapan.
Ujang meminta pada ibunya dibelikan mainan. Tapi ibunya belum punya uang. Ketika Ujang melihat ibunya datang dari pasar, dia berharap bahwa ibunya telah membelikan dia mainan yang dipesannya. "Bu, mana mainan saya?" tanyanya penuh harap. Ibunya menjawab, "Waduh jang, lain kali saja ya ibu belikan. Soalnya tadi toko mainannya tutup." Ujang pun percaya dan pergi sambil tetap berharap bahwa besok toko itu akan buka.
7.       Anak kecil tidak memakai topeng.
 Menerima apa yang buruk dalam dirinya dan mau mengakui keburukannya. "Ujang, kamu tadi sarapan dengan lauk apa?" tanya ibu Ncep iseng. "Hanya dengan kecap dan kerupuk, Tante." jawab Ujang polos. Padahal ibu Ujang baru saja mengatakan bahwa hari ini dia masak soto kesukaan Ujang.
8.       Anak kecil menerima dirinya apa adanya.
Di pelipis Ujang ada tompel yang cukup besar. Tapi dia tidak peduli dan tidak malu. Dia masih bisa bergaul dengan teman-temannya tanpa rasa minder. Tapi neng kakaknya yang sudah dewasa berusaha mati-matian untuk menutup bekas jerawat dengan memberinya make up yang cukup tebal.

Dan masih banyak lagi lho sifat keren yang lainnya dari seorang anak kecil. Beuh, namun sayang emang,sifat mereka menjadi luntur ketika “dewasa” mulai menghampiri dan mempengaruhi,bahakan hingga kepalsuan, ketidakjujuran, topeng-topeng, rasa dendam, dll mulai menjangkiti. Padahal kita sadar lho,semua bayi di seluruh dunia, jika senang mereka akan tertawa dan jika sedih atau marah mereka akan menangis. Tidak ada tawa atau tangis Inggris, Belanda, Jawa, Sunda dan lain-lain toh..hehe
Bisa dibilang anak-anak masih bersih, bening sebening bola matanya. Mungkin gara-gara yang disebut “dewasa” dan punya banyak pengetahuan, kebijaksanaan, pandangan yang jauh kedepan dan hal-hal hebat lainnya, membuat bola mata anak-anak tidak lagi bening.
Oh iya kawan, kayanya persahabatan yang paling mantep ikatannya ya persahabatan anak-anak, mereka  sama sekali nggak mandang siapa yang sedang bermain dan bercengkrama dengannya itu lho..he
Banyak hal yang bisa kita pelajari dari anak kecil, senyumnya, candanya, cerianya, riangnya, merekalah yang menyemarakkan dan lebih mampu memberikan suasana hangat di lingkungan sekitar kita. yap itulah salah satu alasan saya sangat menyukai anak kecil..he 


Jadi yo ah jadi anak kecil lagi #loh salah hehe
Yo ah belajar dan terus belajar bagaimana kita bisa menjalani kehidupan dengan sebaik mungkin, , tentunya yang sesuai dengan ajaran baginda Rosululloh salallohualaihiwasallam ya kawan.

Mari berfokus pada hal positif
Mari berikhtiar menjadi pribadi unggul serta semangat menebar manfaat !

#padahal masih belum beres, tapi ya sudahlah..namanya juga asbun he

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.
 
;