Leiden is lijden ~ memimpin adalah
menderita
H. Agus Salim. sosok hebat yang memiliki
kemampuan poliglot dengan penguasaan (setidaknya) 9 bahasa asing; Alim yang
kritis; garda terdepan pembela kedudukan Indonesia di mata dunia; Grand Old
Man, begitu Bung Karno menjulukinya; dwi tunggal bersama H.O.S Tjokroaminoto;
orator ulung, bahkan mahsyur sekali kisahnya yang cerdas dan halus saat
melakukan serangan balik terhadap hadirin rapat yang mengembik seperti kambing
saat ia berpidato, mereka bermaksud mengolok-olok dirinya; perumus dasar negara
yang hidupnya tidak berlebih dalam masalah harta, dari gang becek ke gang becek
lainnya, dari kontrakan kecil ke kontrakan kecil lainnya, kurang lebih
begitulah hidupnya, bahkan dalam catatannya, Prof. Schermerhon berkata bahwa
selama hidup, kelemahan H. Agus Salim hanya satu, yakni hidupnya melarat.
sosok cerdas ini lahir di keluarga
dengan orang tua yang memiliki kedudukan, membuat ia berkesempatan menerima
pendidikan. bahkan cemerlangnya ia, telah ia perlihatkan pada masa sekolah,
kepala sekolahnya di Europes Largere School sangat tertarik dengan kecerdikan
yang H. Agus Salim kecil tunjukkan. Selesai dengan seluruh jenjang pendidikan
yang ia tempuh, ia bekerja di lingkungan pemerintah Belanda. sehingga tak ada
alasan yang menyertainya untuk tidak bergelimang harta. sehingga baginya, hidup
serba ada bukanlah tak mampu, beliau memilih untuk tidak mau!
Leiden is Lijden - Memimpin
adalah menderita, begitulah M. Roem menuliskan dalam catatannya meski Kasman
lah yang menginspirasinya.
Jalan pemimpin
bukanlah jalan yang mudah, memimpin adalah jalan yang menderita. H. Agus Salim
sangat berhasil menginspirasi Bangsa Indonesia melalui jalan hidup yang
dipilihnya. Menginspirasi kaum muda yang tengah berjuang, meski perjuangannya
barulah sebatas bagaimana bisa mengatur waktu, agar manfaat dari hidupnya tak
sekedar untuk "saya" namun untuk "dia" juga
"mereka". Sungguh, belum seujung kuku penderitaan Bapak Bangsa.
Maka, mari bergegas, tak usah banyak
mengeluh dan meminta, memimpin itu menderita, dan itu semua ada di pundak kita.
yang merasa sebagai generasi penerus bangsa.
Tsukuba, 2017-04-02 02.30
0 comments:
Post a Comment