perjalanan ialah berpergian -kepergian- dari suatu tempat ke tempat lainnya. -menurut kamus besar bahasa indonesia. ah andai hidup se-pragmatis itu, sudahlah cukup 1 kalimat tadi menunjukkan apa itu perjalanan.
tapi  nyatanya tidak, perjalanan tak bisa terangkum oleh hanya satu- dua kalimat sederhana. 
perjalanan memiliki makna yang jauh lebih luas, lebih kompleks dan membuat indah karenanya atau dibuat suram juga olehnya .
karena perjalanan adalah proses panjang yang melibatkan aku, kamu, dia, mereka, ini, itu, dan lain sebagai nya, menghasilkan karya kisah yang aku sendiri pun tak pernah tahu kapan, dimana dan akan bagaimana akhir ceritanya. -akhir bahagia, itu harapanku dan barangkali harapanmu juga.

aku sadar betul, aku dibesarkan dalam dan oleh perjalanan karena memang perjalanan mengajarkan banyak hal kepadaku. Perjalanan mengingatkanku, tentang dimana kita berawal dan entah dimana kita kan berakhir
bahkan aku masih ingat bab pertama yang ia ajarkan padaku.
sering aku bercengarama dengan kabingungan, kegelisahan, bahkan ketakutan yang membuatku berat dan enggan, berat kaki ini untuk memulai, untuk mau mengawali. -bisa jadi rasa itu juga pernah menghinggapi kalian. 
dan tahukah? -perjalanan mengajarkanku tentang keberanian, melalui bahasa-bahasa merdu, melalui mimpi, cita dan harapan -tentu saja- dari mereka yang berilmu.
aku terlena dengan mimpi itu, aku terjebak dalam pusara ambisi -bukan sekedar obsesi- mendapatkan apa yang -5 inderaku- belum pernah mengecapnya. Lalu setelahnya, -hatiku merasakannya- ada haru yang menyelimuti langit kala itu, kala aku memulai perjalananku. ada doa yang senantiasa mengiringiku -aku melihat air mata disana- dalam tiap langkahku meniti perjalananku. lagi-lagi aku tersadarkan, bahwa perjalanan lah yang telah memebesarkanku, melalui bapak, ibu, kakak, dan orang di sekelilingku
yang sebenarnya baru ku sadari kala itu, bahwa perjalanan yang ku mulai hanya akan mengantarkanku pulang. -pulang kembali pada mereka yang mengantarkan perjalananku
banyak ku temukan hal-hal baru di perjalanan. -takut, benci, obsesi, harapan, bahkan tentang cinta
awal langahku telah ku lewati, dan ini fase baru di perjalananku.
hanya aku - ya aku berkawankan kesendirianku.
fase yang ku mulai ini berkisahkan aku, kesendirianku dan perjalanan kami. sungguh nikmat perasaan kudapat di awal perjalanan kami, aku bebas, aku lepas, aku tak terkekang apapun, tak ada yang terganggu dengan tingkah ku, tak ada yang merugi karena sikapku, bahkan tak ada yang tersinggung karena kasarnya ucapanku. apalagi alasannya kalau bukan karena hanya ada kami -aku dan kesendirianku- yang berjalan di sepanjang perjalanan ini. -tak ada orang lain diantara kami. hingga rasa sepi muncul, merambat melalui hati ku, menjalar di sekujur tubuhku, dan mendekapku.

sungguh tak enak rasanya. -rasa sepi yang mampu membunuhku. nikmat yang ku peroleh sebelumnya pun, tak sebanding dengan sepi yang kuhadapi, ia lebih besar. ia monster yang siap menerkamku kapan saja ia mau, memberhentikanku hingga aku tak mampu meninggalkan jejak-jejak baru untuk perjalananku. ratusan -ah bahkan ribuan- senja telah begitu saja terlewati, namun tak ada yang membekas sama sekali. -ini juga karena sepi. satu pelangi, dua pelangi, tiga pelangi, semuanya hambar, padanan cahayanya menjadi gersang dan kosong. -apalagi alasannya kalo bukan karena sepi. sepi itu memuakkan, ia menjajah hatiku, membuatnya tak mau bekerja sinergis dengan pikiranku, menyebalkan sekali bukan?
aku lupa suatu hal. -aku punya bekal perjalanan yang hanya boleh kubuka dan kugunakan ketika ku sangat membutuhkannya.
"nak, perjalanan ini tak mudah. ia akan begitu panjang dan melelahkan, teruslah berjalan, teguhkan hatimu, dan tetaplah percaya dengan tuhanmu, tuhan kita, bersama kesulitan akan selalu ada kemudahan, tidak setelahnya ataupun sebelumnya".-itu bekal dari ibuku. 
setelah mengalaminya aku -mau tak mau- mempercayai bahwa memang perjalanan ini tak semudah yang ku bayangkan. selalu ada ranting-ranting yang menghambat jalanku, mungkin sekarang baru giliran sepi yang menghadangku lalu entah apa selanjutnya. sepi ini musuh pertamaku, memberi turbulensi di pesawat yang membawaku di perjalanan ini yang pada akhirnya aku biarkan saja tubuhku tersiksa, mebiarkannya terbiasa dengan derita. setelah ini, pasti ada kenikmatan lain. -aku yakin


oh ya, terkadang ku bertemu beberapa orang di persimpangan jalan, hanya untuk berpisah di persimpangan yang lain. tapi ku nikmati perjumpaan kami, dan dari situ ku mulai tahu arti berbagi. begitu luruhnya jiwa ini ketika membagi, betapa nikmatnya hati ini ketika dibagi. terkadang pula hal itu -perjumpaan kami- membuat alur kisahnya berubah, sekarang menjadi aku, mereka dan perjalanan kami, bukan lagi tentang -hanya- perjalanan kami -aku dan kesendirianku- . 

-to be continued-

gambar disini,  sini

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.
 
;