~ Segerak niat dan amal ini tak hanya mampu membekas di bumi, ia pun mampu menggetarkan langit dan seisinya~
di zaman yang serba terkoneksi dengan internet, zaman dimana generasi Z mulai mendominasi populasi masayarakat di dunia, dan zaman dimana orang bilang bahwa akan sangat sulit bagi kita menemukan orang-orang yang ketika dia berbuat sesuatu untuk orang lain, dia tak terlebih dahulu bertanya " Apa untungnya hal itu untuk kehidupan saya??!". --self oriented profit menjadi motivasi besar yang mendorong orang berbuat sesuatu.
Apa yang saya alami 2 hari kebelakang berhasil menggugurkan paradigma --Zaman Sekarang-- tersebut, 2 hari yang luar biasa menyenangkan, 2 hari yang tak mudah terlupakan, 2 hari indah yang dikelilingi dan dipenuhi oleh orang-orang besar --hati dan pemikirannya--, orang-orang yang jauh dari kata mementingkan dirinya sendiri, bahkan sebaliknya, mereka begitu khidmat memikirkan apa dan bagaimana cara terbaik yang akan mereka gunakan untuk menyampaikan dan memberikan sesuatu pada orang lain.
Kelas Inspirasi Tasikmalaya, suatu kegiatan yang mengajak para profesional untuk iuran berupa cuti sehari demi mentransfer semangat dan memberikan inspirasi kepada anak-anak di daerah pelosok di Tasikmalaya guna menyemangati anak-anak tersebut agar mereka mau lebih giat belajar dan semangat menjalani hari-hari pendidikan mereka, itulah alasan dan jalan Allah mempertemukan saya dan mereka.
12 SD-MI di daerah Tasikmalaya terpilih menjadi tempat pelaksanaan kegiatan Kelas Inspirasi Tasikmalaya ini. Masing-masing sekolah mendapatkan sejumlah relawan yang nantinya akan datang ke sekolah tersebut berbagi keceriaan dan semangat serta inspirasi bagi siswa-siswa Sekolah tersebut.
saya pun termasuk kedalam tim relawan yang akan menginspirasi di kegiatan ini. MI Cicurug, Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya, itulah sekolah dasar swasta di daerah Kabupaten Tasikmalaya yang menjadi tempat kami berbagi inspirasi.
untuk siswa-siswi sekolah inilah saya dan mereka bertemu dan dikumpulkan, Saya diberi amanah sebagai seorang fasilitator yang bertugas mengordinasikan hal-hal yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan di sekolah terebut. seharusnya sih, gitu, tetapi dalam pelaksanaannya, banyak hal yang saya lewatkan dalam konteks saya sebagai seorang fasilitator. ada amanah lain dalam kegiatan ini yang mengaharuskan saya membagi perhatian saya sehingga ada beberapa hal yang saya lewatkan sebagai seorang fasilitator yang baik. --maafkan saya ya
Tiap sekolah yang dijadikan tempat pelaksanaan kelas inspirasi, kedatangan beberapa orang profesional dengan latar belakang profesi yang beragam, dengan harapan, siswa-siswi disana mampu termotivasi untuk menjadi seperti para profesional tersebut dan mau giat belajar hingga menjadi apa yang mereka cita-citakan.
begitupun dengan MI Cicurug, ada 6 Inspirator, 2 dokumentator dan 2 fasilitator yang datang membawa semangat serta harapan besar bagi adik-adik siswa disana. mereka beraksi menebar inspirasi ke kelas-kelas dengan gaya dan cara mereka masing-masing. sejujurnya, selain siswa-siswi disana, saya pun mendapatkan banyak inspirasi dari orang-orang hebat ini. orang-orang yang mau berpeluh tanpa mengharap imbalan apapun kecuali senyum bahagia dan semangat yang membuncah pada diri anak-anak yang mereka dorong untuk berani bermimpi.
saya perkenalkan ya masing-masing dari mereka dan 5 hal yang merangkum kesan saat bersama mereka:
1. Teh Intan : Tahu bagaimana harus bersikap, Aktif, Periang, Tangguh, Penuh simpati
2. Teh Tika : Pendiam yang aktif, pulang duluan wae, bersemangat, Strong, cerdas
3. Teh Eva : Ramaaah, rendah hati, baik, jagoan bikin video nya, ceria
4. Mas Derry : Aktif banget, sangat baik, faham bagaimana berinteraksi dengan orang lain, asyik, agak kebapaan lah
5. Mas Sonny : Dewasa, kritis banget, cerdas, selalu ingin melibatkan diri, sempurna
6. Teh Sylivia : di W.a sih pendiam eh aslinya rame pisan, strong woman, gauul, akhirnya ketagihan ikut KI
7. Teh Tia : pertama keliatan jutek, aslinya mah nggak, selalu rame, detail, ramah
8. Teh Anne : aktif, cerdas, dewasa, baiik, keibuan
9. Pak Budi : Pejabat teladan, Baik banget, Tegas, proaktif, faham dengan kami-kami yang rata2 seumuran anak-anaknya.
dari orang-orang hebat itu lah saya belajar banyak hal. paham akan artinya pengorbanan, dari cara mereka berkorban meluangkan waktu kerja/kuliah mereka, dari cara mereka mengeluarkan harta mereka, dari cara mereka berjibaku dengan waktu membaginya agar kewajiban dirinya sendiri terpenuhi serta tanpa mengurangi hak nya untuk orang lain. saya pun belajar banyak dari mereka dari cara mereka menunjukkan bahwa hidupku ini tak hanya sekedar "untuk aku", tapi juga untuk dia dan mereka, dan belajar bahwa segala problem yang ada di sekitar kita akan terpecahkan jika kita semua bergerak bersama, tidak berjalan sendiri-sendiri, tapi bersama beriringan. --aku, kamu, dia, kita dan mereka dengan visi dan tujuan yang sama berikhtiar menjadi solusi, agar problematika yang ada ini hanyalah menjadi sebuah tempaan yang membuat kita, bangsa Indonesia, menjadi semakin kuat.
dalam salah satu pidatonya, Presiden pertama Indonesia pernah mengangkat sebuah cerita yang berasal dari kitab Ramayana. Beliau bercerita bahwa dalam kitab Ramayana ada sebuah negeri bernama Uttara kuru, negeri dimana semuanya serba biasa-biasa saja, tak ada panas yang terlalu, tak ada dingin yang terlalu. tak ada susah yang terlalu bahkan tak ada masalah yang terlalu, semuanya serba sedang-sedang saja. Sungguh negeri tanpa problematika. Sehingga Rakyatnya pun adem ayem dengan kehidupannya yang adem-ayem, tak ada rintangan, tidak ada perjuangan. jika dibandingkan dengan bangsa kita, sungguh jauh berbeda. Kehidupan disana serasa indah dengan senang yang tidak telalu dan susah pun yang tidak terlalu, semuanya serba sedang-sedang saja. Memang indah, negara dengan kondisi seperti itu adalah negeri yang indah. Tapi apakah kita mau menjadi negeri seperti itu?
saya rasa tidak, karena bangsa yang seperti itu tak akan pernah menjadi bangsa yang besar, tak akan pernah merasakan bercucurnya peluh perjuangan, pergulatan dengan berbagai macam problematika kehidupan dalam berbagai macam aspek, yang dengannya lah kita semua bisa menjadi bangsa yang kuat. karena bangsa yang biasa-biasa saja, tak akan pernah faham rasanya saling menolong dan membantu dalam peliknya kehidupan dan tak akan mengerti bagaimana rasanya berkorban walaupun kita sendiri berada dalam kesulitan, dan negara yang sedang-sedang saja tak akan pernah tahu bahwa ada begitu banyak orang-orang hebat yang siap membagi cita dan cinta mereka untuk orang lain yang bahkan tak pernah mereka kenal, seperti yang telah orang-orang hebat ini ajarkan pada saya.
karena merekalah yang membuat bangsa ini menjadi bangsa yang besar!
7. Teh Tia : pertama keliatan jutek, aslinya mah nggak, selalu rame, detail, ramah
8. Teh Anne : aktif, cerdas, dewasa, baiik, keibuan
9. Pak Budi : Pejabat teladan, Baik banget, Tegas, proaktif, faham dengan kami-kami yang rata2 seumuran anak-anaknya.
kiri-kanan :
atas : jajaran staf pengajar MI Cicurug, Kecamatan Sukaratu
Bawah : Teh intan, Mas Sonny, Teh Anne, Mas Derry, Teh Sylvia, Teh Tia, Teh Tika, Saya
yang motoin : Teh Eva
dalam salah satu pidatonya, Presiden pertama Indonesia pernah mengangkat sebuah cerita yang berasal dari kitab Ramayana. Beliau bercerita bahwa dalam kitab Ramayana ada sebuah negeri bernama Uttara kuru, negeri dimana semuanya serba biasa-biasa saja, tak ada panas yang terlalu, tak ada dingin yang terlalu. tak ada susah yang terlalu bahkan tak ada masalah yang terlalu, semuanya serba sedang-sedang saja. Sungguh negeri tanpa problematika. Sehingga Rakyatnya pun adem ayem dengan kehidupannya yang adem-ayem, tak ada rintangan, tidak ada perjuangan. jika dibandingkan dengan bangsa kita, sungguh jauh berbeda. Kehidupan disana serasa indah dengan senang yang tidak telalu dan susah pun yang tidak terlalu, semuanya serba sedang-sedang saja. Memang indah, negara dengan kondisi seperti itu adalah negeri yang indah. Tapi apakah kita mau menjadi negeri seperti itu?
saya rasa tidak, karena bangsa yang seperti itu tak akan pernah menjadi bangsa yang besar, tak akan pernah merasakan bercucurnya peluh perjuangan, pergulatan dengan berbagai macam problematika kehidupan dalam berbagai macam aspek, yang dengannya lah kita semua bisa menjadi bangsa yang kuat. karena bangsa yang biasa-biasa saja, tak akan pernah faham rasanya saling menolong dan membantu dalam peliknya kehidupan dan tak akan mengerti bagaimana rasanya berkorban walaupun kita sendiri berada dalam kesulitan, dan negara yang sedang-sedang saja tak akan pernah tahu bahwa ada begitu banyak orang-orang hebat yang siap membagi cita dan cinta mereka untuk orang lain yang bahkan tak pernah mereka kenal, seperti yang telah orang-orang hebat ini ajarkan pada saya.
karena merekalah yang membuat bangsa ini menjadi bangsa yang besar!
0 comments:
Post a Comment