"gih anter teteh ke pasar ya!"
"mangga, emang mau beli apa teh?" timpal saya.."ini mau beli sarung buat galon, sama mau beli taplak buat diatas kulkas" jawab teteh..''oh iya teh mangga" jawab saya.
karena beberapa hal, mengantar teteh kemana-mana menjadi salah satu tugas saya di Rumah, sehingga kemanapun teteh mau pergi, saya sudah harus siap beralih profesi menjadi tukang antar keliling bagi dia..ya kemanapun, bisa ke pasar, ke rumah saudara, bahkan ke kondangan sekalipun. oh ya, dan yang lucu adalah: sempat suatu ketika kami berpapasan dengan temannya teteh di pusat perbelanjaan karena teteh minta diantar untuk beli sesuatu, lalu temannya teteh nanya, "itu calonnya rin?", spontan saya langsung geleng-geleng kepala dan meyakinkan bahwa saya adiknya teteh..haha
emang nih si teteh,, mudah-mudahan Allah mendekatkan jodonya, biar ada yang gantiin jadi tukang ojeknya..hehe
balik lagi ke cerita awal. sekitar jam 9 kami pun pergi berangkat ke pasar tumpah untuk belanja keperluan-keperluan yang teteh mau. pasar yang kami tuju adalah Pasar Kojengkang, pasar tumpah yang tumpahnya hari minggu, pasar tumpah yang pamornya mampu mengalahkan pamor walikota tasikmalaya, karena hasil survey menunjukkan bahwa 8 dari 10 orang bandung tidak tahu nama walikota tasikmalaya, sedangkan 9 dari 10 orang tasik tahu tentang pasar kojengkang ini. hasil survey ini sudah cukup membuktikan pamornya..
setibanya kami di pasar yang namanya mirip-mirip orang yang lagi di jorokin kebelakang hingga dia jatuh tersungkur (Kejengkang), teteh langsung hilang dari pandangan mata, sudah entah kemana dia pergi, karena sejauh mata memandang, tak saya temukan keberadaan teteh, teteh sudah tenggelam kedalam empang manusia yang sebagian terlihat sedang berbelanja, sebagian yang lain berolahraga, ada juga yang hanya iseng-iseng melihat orang membelanjakan olahraga..
ya sudahlah, kebetulan saya juga ada yang mau dibeli jadi saya ikut saja berbaur dengan mereka para pengunjung, pikir saya.
tak berapa lama, saya melihat seorang bapak-bapak yang menjual barang yang saya butuhkan, saya lihat barang-barangnya dari kejauhan sambil berjalan mendekati, pada saat itu air muka saya mungkin menunjukkan bahwa saya menaruh ketertarikan ke barang dagangannya bapak, lalu bapaknya memandangi saya tanpa berucap sepatah katapun, sayapun jadi ketakutan, akhirnya saya tak jadi melihat-lihat barang dagangannya lebih dekat, dengan seolah-olah menjadi pejalan kaki yang numpang lewat..
sebenarnya, saya ini adalah tipe orang yang nggak bisa belanja, yang entah kenapa ketika hendak belanja selalu saja ada perasaan macam peristiwa tadi. sehingga tak jarang ketika hendak belanja ke pusat perbelanjaan, pada saat pulang akhirnya tak ada barang apapun yang saya beli.
saya jadi teringat apa yang teman saya bilang, oknum yang satu ini bilang kalo saya ini ternyata seorang introvert..
oh men, mana mungkin saya yang -kata orang lain- seorang yang tak tahu malu ini, seorang yang selalu saja dimintai untuk menjadi penyambung lidah, bahkan tak jarang didaulat menjadi perwakilan untuk berdiplomasi dengan pihak-pihak tertentu, misalnya ketika kami tersesat di suatu daerah, maka tanpa perlu bermusyawarah panjang lebar, maka saya lah yang ditunjuk untuk berbincang dengan warga setempat mencari tahu jalan kebenaran, maksudnya jalan yang benar. Lalu ada juga yang bilang bahwa saya orang yang cukup dapat diandalkan dalam hal lobi-melobi, apa mungkin orang seperti saya ini adalah seorang introvert?
bisa jadi sih..hehe
karena oknum yang berkata bahwa saya seorang introvert ini adalah seorang ahli psikoligi (S.Psi), maka argumentasinya sangat bisa saya terima.
iya sih, setelah dipikir-pikir, emang dari dulu, saya adalah orang yang cukup tertutup dengan diri saya, atau bisa disebut menutup diri dari dunia luar. hanya saja, ada teori ilmu komunikasi sederhana yang tak sengaja saya dengar: bahwa ketika kita terbuka dengan orang lain maka orang lain pun tak enggan untuk membuka diri terhadap diri kita. begitu katanya, walaupun saya tak pernah memastikan sebenarnya teori siapa itu.. hal itulah yang membuat saya terlihat seperti orang yang terbuka, bahkan mungkin sangat terbuka bagi beberapa orang, dan mungkin karena itu juga saya dipercaya ketika ada hal-hal yang mengharuskan berinteraksi dengan pihak baru yang belum dikenal.
setelah diberi tahu bahwa saya adalah seorang introvert, saya coba cari tahu deh lebih mendalam mengenai kecenderungan sifat yang satu ini.
dan ternyata, introvert ini adalah salah satu sikap orientasi kepribadian yang orientasinya ke arah subjektif, cenderung fokus pada dunia pribadi dalam diri sendiri dimana realitas diwakili sebagai apa yang dirasakan oleh orang lain (Jung dalam Hall & Lindzey, 1985). hal yang lain mengenai karakteristik seroang introvert disebutkan oleh Suryabrata pada tahun 2002, ia menjelaskan bahwa seorang introvert ditandai oleh kecenderungan mudah tersinggung, perasaan gampang terluka, mudah gugup, rendah diri, mudah melamun, sukar tidur,, intelegensia relatif tinggi, perbendaharaan kata-kata baik, cenderung tetap pada pendirian (keras kepala), umumnya teliti tapi lambat, mereka agak kaku, dan kurang suka dengan lelucon apalagi yang berbau seks.
tuhkan iya banget, beberapa banyak hal yang disebutkan diatas saya rasakan cocok dengan pembawaan diri saya. ternyata benarlah saya ini seorang introvert..baru nyadar
ya, mungkin sifat ini lah yang seringkali membuat saya gagal berbelanja.
lalu apa masalahnya?
nggak ada, cuman mau cerita aja ternyata saya seorang introvert.
karena yang saya yakini, mau kecenderungan sifatnya kemanapun, ia pasti akan bisa berusaha bersifat apapun yang itu bermanfaat bagi dirinya dan lingkungan sekitarnya, khairunnas anfauhum linnas.
nggak usah lah terlalu kaku semacam sistem di kampungnya beatrice dan tobias di film Divergent, yang mengharuskan segala sesuatunya harus sesuai dengan sifat dominan yang muncul pada diri seseorang dengan tak memberikan ruang bahkan cenderung mengabaikan sifat-sifat lain yang memiliki potensi untuk memberikan kebermanfaatan pada orang lain. karena kita ini manusia yang sebaik-baik manusia itu adalah yang paling bermanfaat, dengan cara kita dengan pandangan kita.
ketika saya disadarkan bahwa saya seorang introvert, saya sih cukup berharap, mudah-mudahan introvertnya saya termasuk ke introvert yang stabil, atau kalaupun belum termasuk kedalam golongan yang stabil, semoga saya dimampukan untuk berikhtiar menjadi pribadi introvert yang stabil, dan Allah Ridho.
pustaka:
Hall, C.S. & Lindzey, G. (1993). Teori-teori psikodinamik (Klinis). Alih bahasa: Supratiknya. Yogyakarta: Kanisius
Suryabrata, S. (2002). Psikologi kepribadian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
"mangga, emang mau beli apa teh?" timpal saya.."ini mau beli sarung buat galon, sama mau beli taplak buat diatas kulkas" jawab teteh..''oh iya teh mangga" jawab saya.
karena beberapa hal, mengantar teteh kemana-mana menjadi salah satu tugas saya di Rumah, sehingga kemanapun teteh mau pergi, saya sudah harus siap beralih profesi menjadi tukang antar keliling bagi dia..ya kemanapun, bisa ke pasar, ke rumah saudara, bahkan ke kondangan sekalipun. oh ya, dan yang lucu adalah: sempat suatu ketika kami berpapasan dengan temannya teteh di pusat perbelanjaan karena teteh minta diantar untuk beli sesuatu, lalu temannya teteh nanya, "itu calonnya rin?", spontan saya langsung geleng-geleng kepala dan meyakinkan bahwa saya adiknya teteh..haha
emang nih si teteh,, mudah-mudahan Allah mendekatkan jodonya, biar ada yang gantiin jadi tukang ojeknya..hehe
balik lagi ke cerita awal. sekitar jam 9 kami pun pergi berangkat ke pasar tumpah untuk belanja keperluan-keperluan yang teteh mau. pasar yang kami tuju adalah Pasar Kojengkang, pasar tumpah yang tumpahnya hari minggu, pasar tumpah yang pamornya mampu mengalahkan pamor walikota tasikmalaya, karena hasil survey menunjukkan bahwa 8 dari 10 orang bandung tidak tahu nama walikota tasikmalaya, sedangkan 9 dari 10 orang tasik tahu tentang pasar kojengkang ini. hasil survey ini sudah cukup membuktikan pamornya..
setibanya kami di pasar yang namanya mirip-mirip orang yang lagi di jorokin kebelakang hingga dia jatuh tersungkur (Kejengkang), teteh langsung hilang dari pandangan mata, sudah entah kemana dia pergi, karena sejauh mata memandang, tak saya temukan keberadaan teteh, teteh sudah tenggelam kedalam empang manusia yang sebagian terlihat sedang berbelanja, sebagian yang lain berolahraga, ada juga yang hanya iseng-iseng melihat orang membelanjakan olahraga..
ya sudahlah, kebetulan saya juga ada yang mau dibeli jadi saya ikut saja berbaur dengan mereka para pengunjung, pikir saya.
tak berapa lama, saya melihat seorang bapak-bapak yang menjual barang yang saya butuhkan, saya lihat barang-barangnya dari kejauhan sambil berjalan mendekati, pada saat itu air muka saya mungkin menunjukkan bahwa saya menaruh ketertarikan ke barang dagangannya bapak, lalu bapaknya memandangi saya tanpa berucap sepatah katapun, sayapun jadi ketakutan, akhirnya saya tak jadi melihat-lihat barang dagangannya lebih dekat, dengan seolah-olah menjadi pejalan kaki yang numpang lewat..
sebenarnya, saya ini adalah tipe orang yang nggak bisa belanja, yang entah kenapa ketika hendak belanja selalu saja ada perasaan macam peristiwa tadi. sehingga tak jarang ketika hendak belanja ke pusat perbelanjaan, pada saat pulang akhirnya tak ada barang apapun yang saya beli.
saya jadi teringat apa yang teman saya bilang, oknum yang satu ini bilang kalo saya ini ternyata seorang introvert..
oh men, mana mungkin saya yang -kata orang lain- seorang yang tak tahu malu ini, seorang yang selalu saja dimintai untuk menjadi penyambung lidah, bahkan tak jarang didaulat menjadi perwakilan untuk berdiplomasi dengan pihak-pihak tertentu, misalnya ketika kami tersesat di suatu daerah, maka tanpa perlu bermusyawarah panjang lebar, maka saya lah yang ditunjuk untuk berbincang dengan warga setempat mencari tahu jalan kebenaran, maksudnya jalan yang benar. Lalu ada juga yang bilang bahwa saya orang yang cukup dapat diandalkan dalam hal lobi-melobi, apa mungkin orang seperti saya ini adalah seorang introvert?
bisa jadi sih..hehe
karena oknum yang berkata bahwa saya seorang introvert ini adalah seorang ahli psikoligi (S.Psi), maka argumentasinya sangat bisa saya terima.
iya sih, setelah dipikir-pikir, emang dari dulu, saya adalah orang yang cukup tertutup dengan diri saya, atau bisa disebut menutup diri dari dunia luar. hanya saja, ada teori ilmu komunikasi sederhana yang tak sengaja saya dengar: bahwa ketika kita terbuka dengan orang lain maka orang lain pun tak enggan untuk membuka diri terhadap diri kita. begitu katanya, walaupun saya tak pernah memastikan sebenarnya teori siapa itu.. hal itulah yang membuat saya terlihat seperti orang yang terbuka, bahkan mungkin sangat terbuka bagi beberapa orang, dan mungkin karena itu juga saya dipercaya ketika ada hal-hal yang mengharuskan berinteraksi dengan pihak baru yang belum dikenal.
setelah diberi tahu bahwa saya adalah seorang introvert, saya coba cari tahu deh lebih mendalam mengenai kecenderungan sifat yang satu ini.
dan ternyata, introvert ini adalah salah satu sikap orientasi kepribadian yang orientasinya ke arah subjektif, cenderung fokus pada dunia pribadi dalam diri sendiri dimana realitas diwakili sebagai apa yang dirasakan oleh orang lain (Jung dalam Hall & Lindzey, 1985). hal yang lain mengenai karakteristik seroang introvert disebutkan oleh Suryabrata pada tahun 2002, ia menjelaskan bahwa seorang introvert ditandai oleh kecenderungan mudah tersinggung, perasaan gampang terluka, mudah gugup, rendah diri, mudah melamun, sukar tidur,, intelegensia relatif tinggi, perbendaharaan kata-kata baik, cenderung tetap pada pendirian (keras kepala), umumnya teliti tapi lambat, mereka agak kaku, dan kurang suka dengan lelucon apalagi yang berbau seks.
tuhkan iya banget, beberapa banyak hal yang disebutkan diatas saya rasakan cocok dengan pembawaan diri saya. ternyata benarlah saya ini seorang introvert..baru nyadar
ya, mungkin sifat ini lah yang seringkali membuat saya gagal berbelanja.
lalu apa masalahnya?
nggak ada, cuman mau cerita aja ternyata saya seorang introvert.
karena yang saya yakini, mau kecenderungan sifatnya kemanapun, ia pasti akan bisa berusaha bersifat apapun yang itu bermanfaat bagi dirinya dan lingkungan sekitarnya, khairunnas anfauhum linnas.
nggak usah lah terlalu kaku semacam sistem di kampungnya beatrice dan tobias di film Divergent, yang mengharuskan segala sesuatunya harus sesuai dengan sifat dominan yang muncul pada diri seseorang dengan tak memberikan ruang bahkan cenderung mengabaikan sifat-sifat lain yang memiliki potensi untuk memberikan kebermanfaatan pada orang lain. karena kita ini manusia yang sebaik-baik manusia itu adalah yang paling bermanfaat, dengan cara kita dengan pandangan kita.
ketika saya disadarkan bahwa saya seorang introvert, saya sih cukup berharap, mudah-mudahan introvertnya saya termasuk ke introvert yang stabil, atau kalaupun belum termasuk kedalam golongan yang stabil, semoga saya dimampukan untuk berikhtiar menjadi pribadi introvert yang stabil, dan Allah Ridho.
pustaka:
Hall, C.S. & Lindzey, G. (1993). Teori-teori psikodinamik (Klinis). Alih bahasa: Supratiknya. Yogyakarta: Kanisius
Suryabrata, S. (2002). Psikologi kepribadian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada