Friday, 6 December 2013

Insiden Wisudaan

yah telat lagi..

padahal hari itu, acara itu... sudah fiks bukan hari yang yang tergolong biasa saja -tergolong begitu istimewa- , tapi ko dong-dong banget lah malah melakukan kebodohan yang biasa pada momen yang luar biasa seperti ini. alhasil tubuh ini mendadak pinter mensintesis -menghasilkan persenyawaan-  yang begitu saja menimbulkan efek-efek gelisah: raut muka berubah, keringet dingin walau bukan keringet darah, perut mules parah, haus laper lesu dan lemah. aaah

emang mudah sih nyari gedung tempat terselenggaranya acara, apalagi kalo kita sudah tahu area tempat acara itu digelar dimana. tapi ya itu dia, selalu akan lain ceritanya jika kedatangan kita ke tempat acara itu saangat terlambat, barang bawaan kita untuk acara itu banyak, dan kita bawa-bawa orang.. lengkap sudah alasan perut ini jadi mules-mules. 20 menit dihabiskan hanya untuk muter-muter mencari gedung tempat acara digelar, yang alhamdulillah akhirnya ketemu juga itu tempat acara dengan bantuan pak satpam yang baik hati -tapi anehnya si bapak ko nggak tahu ya ada acara tersebut hari ini??- 

prosesi WISUDA, inilah acara yang sedang kita bicarakan sedari tadi: acara yang dengan bodohnya saya lewatkan pembukaannya, yang saya lewatkan pidato-pidato sambutannya, dan saya lewatkan doa pembukanya. 

ke acara ini, saya pergi berdua dengan ibu: makanya cukup kasihan juga sama ibu yang saya ajak lari-lari pagi-pagi -yang bukan lari pagi-, hingga terlihat basah baju yang ia kenakan -baju paling bagus yang telah ia persiapkan jauh-jauh hari untuk acara istimewa ini- karena keringat yang cukup deras bercucuran dari dahi beliau, tapi walau bagaimanapun ibu selalu tetap tersenyum. ah anak macam apa ini; yang bikin ibunya kesusahan -_-

singkat cerita, bereslah sudah segala macam rangkaian acara prosesi wisuda sesuai dengan yang sebelumnya telah dibacakan oleh teteh-teteh MC dari team protokoler mahasiswa. kami para wisudawan pun diersilahkan untuk meninggalkan ruangan -termasuk saya dan ibu- , karena beberapa jam lagi ruangan ini -ruangan yang kita berada didalamnya waktu itu- akan dipersiapkan untuk acara prosesi wisuda dari fakultas yang lain. 

bagi kami para wisudawan, di hari itu tak ada lagi agenda selanjutnya yang begitu penting, selain jeprat-jepret menggunakan kamera-kamera yang telah dibekal dari rumah untuk mengabadikan momen bersejarah ini:  momen melangitnya kebahagiaan diatas perjuangan selama 4 tahun, momen teraihnya titik puncak sebagai mahasiswa. dengan riangnya para wisudawan dan orang tua wisudawan berasyik ria berpoto, mencoba membuat semua bahagia ini bisa terangkum dan terabadikan dalam satu frame poto. 

sayangnya kami tidak mengikutsertakan diri dalam momen haru sekaligus bahagia itu, hari ini saya dong-dong: saya malah tidak membawa kamera, bahkan hp yang berkamera pun tidak sempat saya bawa. oh men, saya kecewa berat, tak ada yang bisa saya gunakan untuk membuat dan mengabadikan kenangan indah di momen ini, yang jelas nantinya tak bisa saya berujar "ah ini poto saya waktu wisuda dulu".
tapi dan tapi.. untung ada ibu, dengan senyumnya yang begitu teduh ia menenangkan saya.  "kita coba telpon teteh ya, minta dia bawa kamera kesini".. "oh iya bu" jawabku. ah iyaya, kenapa tak terpikirkan olehku. kenapa tak coba minta tolong teteh. 
"cuy pinjem hape dong bentar" pintaku pada salah seorang sahabat yang terganggu acara poto-potonya. untung dia baik, diberi pinjamlah saya hape miliknya yang touch screen itu: yang sampai saat ini saya cukup kesulitan menggunakannya -semacam gaptek stadium 3-. 
lalu pergilah saya menghindari kerumunan wisudawan untuk menemukan tempat sepi yang pas untuk menelpon. "tut..tut..tut..tut...tut..tut..tut.." ko nada tunggu terus ya, entah kenapa ko sambungan telpon nya tidak teteh angkat. dahi saya pun berkerut lagi, rada kesel juga sih.
"coba telpon bapa sep" kata ibu ,masih tetap dengan senyum nya yang begitu menghangatkan.  "iya mah, saya coba telpon bapa". tapi lagi-lagi sambungan telponnya tak diangkat. kenapa ya, "ko pada ga ngangkat telpon, apa teteh sama bapak lagi nggak di rumah?" di situ saya coba menerka keberadaan teteh dan bapa  dimana, agar saya bisa langsung telpon orang yang mungkin sedang bersama mereka. "kira-kira siapa ya?". ah tapi saya baru ingat, saya tak bawa hp, ibu pun sama tak membawa hp, dan tak ada nomor ponsel orang lain yang kami ingat  selain nomor bapa dan teteh.

lama saya berpikir bagaimana saya harus menghubungi mereka. tapi di tengah lamunan saya itu, saya merasa ada yang aneh..dipikir-pikir ko bapa dan teteh nggak hadir disini ya. kemana mereka. ko hanya ibu yang menemani saya disini. kemana mereka.. 

ah sudahlah, daripada membuang waktu terlalu lama, saya dan ibu pun memutuskan pergi ke studio poto saja. -untungnya di dekat sini ada studio poto bagus, yang selalau di banjiri pengunjung pada saat ada acara wisudaan karena jadi objek kunjungan para wasudawan dan orang tua wisudawan seperti saya ini. setelah mengembalikan hp ke teman saya, kami -saya dan ibu- pun beranjak dari kerumunan orang menuju tempat studio poto......lalu setelah itu

jarum jam menunjuk tepat di angka 4, dan langit gelap..ah ini pagi, jam 4 pagi... sulit di percaya padahal saya rasa tadi masih sekitar jam 11 siang. 

sulit saya terima ternyata semua bayangan-bayangan tadi; bayangan puncak kebahagiaan melihat ibu tersenyum bahagia, tersenyum bangga, karena melihat saya; anak laki-laki satu-satunya yang selalu ia harapkan; yang selalu ada di antara doa-doanya; yang selalu ia khawatirkan keberadaannya karena jarang memberi kabar kesehariannya; yang selalu ia anggap si bungsu yang belum bisa mandiri mengurusi dirinya; yang selalu di andalkannya ketika di rumah tak ada yang menghabiskan masakannya ..
anak laki-lakinya ini, si bungsunya ini, telah rampung menyelesaikan studinya dan alhamdulillah menjadi sarjana sesuai harapannya..  

sulit saya percayai, itu hanya mimpi; hanya sekadar bunga tidur....  
senyumnya, pelukannya, dekapan tangannya terlalu nyata saya rasakan untuk ukuran sebuah mimpi, terlalu indah aura kebahagiaan yang terpancar dari wajahnya jika ini hanya sekadar bunga tidur... 
astaghfirullahhal adzyim
sungguh indah Alloh mengatur ini semua, sungguh elok Alloh mengingatkan saya ini semua, sungguh bahagia Alloh memberikan kesempatan bertemu dengannya lagi. -walau hanya dalam mimpi

“Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku dan kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.”

ya Rabb, semoga engkau perkenankan kami, untuk berkumpul bersama lagi, dalam rahmat-Mu, dalam jannah-Mu.. aamiin


0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.
 
;