“Dan
Rabb-mu telah memerintahkan kepada manusia janganlah ia beribadah melainkan
hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orang tua dengan
sebaik-baiknya. Dan jika salah satu dari keduanya atau kedua-duanya telah
berusia lanjut di sisimu maka janganlah katakan kepada keduanya ‘ah’ dan jangan
lah kamu membentak keduanya. Dan katakanlah kepada keduanya perkatanaan yang
mulia dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang. Dan
katakanlah,”Wahai Rabb-ku sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku
di waktu kecil.” (Qs. Al-Isra : 23-24)
Bismillah....
Asalamualaikum...
Kawan..Jejak-jejak
ini terlalu berserakan, dan ketika ku kumpulkan jejak itu, ku tersadar akan
suatu hal, ada yang salah dengan langkahku.....semoga tak ku ulang kembali
Kisah
ku dan Sepasang Bidadari *
Saat
ku berusia 1 tahun, mereka menyuapi dan memandikanku..
Sebagai
balasannya, ku menangis sepanjang malam, hingga memaksanya tetap terjaga
Saat
ku berusia 2 tahun , mereka mengajariku bagaimana caranya ku berjalan..
Sebagai balasannya, ku pergi ketika
mereka memanggilku..
Saat
ku berusia 3 tahun, mereka memasakkanku semua makanan dengan penuh kasih dan
sayang
Sebagai balasannya, malah ku
pecahkan piring itu dan kubuang makanan ke lantai
Saat
ku berumur 4 tahun, mereka memberiku pensil berwarna.
Sebagai balasannya, ku bermain dan
mencoret seisi rumah...
Saat
ku berumur 5 tahun, mereka membelikanku pakaian-pakaian yang nyaman dan indah.
Sebagai balasannya, ku memakainya
untuk bermain di kubangan lumpur dekat
rumah.
Saat
ku berumur 6 tahun, dengan kepayahan mereka mengantarku pergi sekolah.
Sebagai balasannya, ku berteriak
tak mau, bahkan ku membuang tas sekolahku
Saat
ku berumur 7 tahun, mereka membelikanku bola.
Sebagai balasannya, ku lemparkan
bola dan ku pecahkan jendela tetangga.
Saat
ku berumur 8 tahun, mereka memberikanku es krim.
Sebagai balasannya, ku tumpahkan es
krim itu hingga mengotori seluruh bajuku.
Saat
ku berumur 9 tahun, mereka membayar mahal untuk kursus keahlianku .
Sebagai balasannya, ku sering bolos
dan sama sekali tak pernah berlatih.
Saat
ku berumur 10 tahun, mereka mengantarku kemana saja, dari kolam renang hingga
pesta ulang tahun.
Sebagai balasannya, ku melompat
keluar mobil tanpa memberi mereka salam.
Saat
ku berumur 11 tahun, mereka mengantar ku
dan teman-temanku ke bioskop.
Sebagai balasannya, ku minta mereka
duduk di baris lain, di tempat yang tak terlihat dari pandanganku dan temanku.
Saat
ku berumur 12 tahun, mereka melarangku untuk melihat acara TV & Video
khusus orang dewasa.
Sebagai balasannya, ku tunggu
sampai mereka pergi keluar rumah.
Saat
ku berumur 13 tahun,mereka menyarankanmu untuk memotong rambut, karena sudah waktunya.
Sebagai balasannya, ku katakan
mereka tidak tahu mode.
Saat
ku berumur 14 tahun, mereka membayar biaya untuk kempingku selama sebulan
liburan.
Sebagai balasannya, ku tak pernah
meneleponnya,memberi mereka kabar mengenai keberadaanku.
Saat
ku berumur 15 tahun, pulang kerja mereka ingin memelukku.
Sebagai balasannya, ku kunci pintu
kamarku dan pura2 tak tahu.
Saat
ku berumur 16 tahun, mereka ajari ku mengemudi kendaraannya.
Sebagai balasannya, ku pakai kendaraannya
setiap ada kesempatan tanpa memperdulikan kepentingan mereka.
Saat
ku berumur 17 tahun, mereka sedang menunggu telepon yang penting.
Sebagai balasannya, ku pakai
telepon nonstop semalaman.
Saat
ku berumur 18 tahun, mereka menangis terharu ketika ku lulus SMA.
Sebagai balasannya, ku berpesta
dengan teman-temanku hingga pagi.
Saat
ku berumur 19 tahun, mereka membayar kuliahku dan mengantarku ke kampus pada
hari pertama.
Sebagai balasannya, ku minta
diturunkan jauh dari pintu gerbang agar ku tidak malu di depan teman-temanku,
ditertawakan sebagai "anak mami".
Saat
ku berumur 20 tahun, mereka memberiku sebuah kendaraanguna aktivitasku,
dan
suatu hari bertanya "Dari mana saja seharian ini?"
Sebagai balasannya, ku jawab,
"Ah, Ibu cerewet amat sih, ingin tahu urusan orang!"
Saat
ku berumur 21 tahun, mereka menyarankan satu pekerjaan yang bagus untuk karirku
di masa depan.
Sebagai balasannya, ku membentak
"Ku tak ingin seperti ayah, ku ingin menjadi diriku sendiri”
Saat
ku berumur 22 tahun, mereka memelukku dengan haru saat ku lulus perguruan
tinggi.
Sebagai balasannya, ku tagih
janjinya untuk kapan ku bisa ke Luar Negeri.
Saat
ku berumur 23 tahun, mereka membelikanku 1 set furniture lengkap untuk rumah
baruku.
Sebagai balasannya, ku ceritakan
pada temanku betapa kunonya furniture itu
Saat
ku berumur 24 tahun, mereka bertemu dengan kekasihku dan bertanya tentang keluarga
dan rencananya di masa depan.
Sebagai balasannya, ku mengeluh,
"Aduuh, bagaimana ibu ini, kok bertanya seperti itu?."
Saat
ku berumur 25 tahun, mereka membiayai pernikahanku.
Sebagai balasannya, ku pindah ke
kota lain menjauh dari mereka bertahun-tahun.
Saat
ku berumur 30 tahun, mereka memberikan beberapa nasihat bagaimana merawat
bayiku kepada ku dan istriku.
Sebagai balasannya, ku katakan
padanya, "Bu, sekarang jamannya sudah berbeda!"
Saat
ku berumur 40 tahun, mereka menelepon untuk memberitahukan pesta ulang tahun
salah seorang kerabat.
Sebagai balasannya, ku berkata
lantang "maaf yah,bu, ku sibuk sekali, ku tak ada waktu."
Saat
ku berusia 50 tahun, mereka sakit-sakitan hingga memerlukan perawatanku.
Sebagai balasannya, ku minta
kerabat terdekatku untuk menampung mereka, karena ku terlalu sibuk dengan
urusanku.
Hingga
suatu hari Alloh memanggil mereka...
dan seketika itu, mereka hilang dari pandanganku....
aku
pun hanya bisa terdiam, membisu mengingat semua hal yang belum sempat kulakukan
untuk mereka , walau hanya sekedar menanyakan kabar mereka......
Hanya
untukmu sepasang bidadariku.....maafkan aku jika belum mampu melukis senyum
bahagia diwajahmu...
semoga
ku mampu senantiasa memberikan bakti ku kepadamu..
*kutipan puisi dalam buku Bunda,
Maafkan Aku