Wednesday, 7 February 2018 0 comments

Check Point Imaji

ketika kita berproses, maka check point2 dari panjangnya proses yang kita lalui adalah suatu kebutuhan. Mungkin, bisa kita menjadi layaknya seorang pelari marathon yang memiliki napas panjang dan tidak mudah terengah-engah ketika berusaha mencapai garis akhir di track yang panjang dengan ujung tak terlihat, pangkal tak terbayang. Tapi dengan konsistensi dan persistensi yang kita bangun dengan mencipta check point imaji, boleh jadi daya tahan kita jauh lebih lama, jarak tempuh kita jauh lebih panjang, capaian kita jauh lebih gemilang. meski perjalanan yang hendak di tempuh amat sangat panjang. 

Dan hari ini, adalah check point kesekian dalam jejak perjalanan hidup saya.

(gambar sebelum final presentation)

hanya agar saya mau siap untuk menuju check point selanjutnya, check point yang saya sudah harus tau bagaimana harus menuju kesana dan berapa lama estimasi waktu yang saya perlukan menuju kesana. sebetulnya cukup banyak parameter lain yang saya perlu invetarisir sebagai bekal perjalanan, tapi saya sedang tidak mau rajin menuliskannya saja. maaf ya

Ya setidaknya kita semua merasa faham meskipun belum tentu. Bahwa jarak panjang perjalanan, bisa kita bagi-bagi menjadi jarak pendek semau kita, asal kita mau saja. 

lihat saja si duyeh, dia bisa manjat pohon.
lihat itu si domo, dia bahkan bisa berenang.
saya salut dengan mereka, yang bahkan saya sendiripun tidak tahu mereka siapa.

ini sih hanya sekedar cara umum yang sudah barang tentu diketahui oleh orang-orang yang berakal. 

sudah ah, cape

berkah untuk kita semua..aamiin
Powered by Blogger.
 
;