Karena Kita Ada maka dari Kitalah Semua Bermula
"ada-ada saja cara Allah menunjukkan kasih sayang kepada hambanya", begitu celoteh seorang bodoh yang baru saja menyadari kesalahan yang baru saja dibuatnya. kesalahan yang mungkin dengan sukses menorehkan kenangan tidak menyenangkan bagi orang lain yang ada di sekitarnya di kala itu.
Memang benar bahwa sikap kita yang berantakan, ucapan kita yang menjengkelkan, tingkah kita yang urakan, kita lah yang memiliki kuasa penuh diatas semuanya. namun di sisi lain harus kita fahami betul bahwa boleh jadi bagian diri kita yang terekspresikan kepada dunia luar, tanpa kita sadari atau disadari secara penuh, akan bertransformasi menjadi sumber kebaikan yang nilai kebaikannya akan terus berantai kepada sesiapa saja diluar sana yang bahkan tak tahu dimana pangkal sumber itu berasal, persis seperti reaksi berantai yang tak bertepi yang diinduksi oleh proton ketika mengenai suatu inti. panjang, terus-terusan dan tak berhenti.
Bisa jadi, sesuatu yang bersumber dari diri kita bertransfomasi menjadi sumber keburukan yang nilai keburukannya akan terus selalu mengalir ke diri kita, meski kita tak menyadarinya, meski kita tak menghendakinya, meski kita tak meniatkannya. maka, perlulah diri ini selalu menjaga apa-apa yang akan bersumber dari diri kita merupakan sumber kebaikan, inspirasi, kesenangan dan tentu kerdihoan dari Allah yang maha memberi ampunan.
Bisa jadi, sesuatu yang bersumber dari diri kita bertransfomasi menjadi sumber keburukan yang nilai keburukannya akan terus selalu mengalir ke diri kita, meski kita tak menyadarinya, meski kita tak menghendakinya, meski kita tak meniatkannya. maka, perlulah diri ini selalu menjaga apa-apa yang akan bersumber dari diri kita merupakan sumber kebaikan, inspirasi, kesenangan dan tentu kerdihoan dari Allah yang maha memberi ampunan.
Mencicipi ruang yang Allah sediakan bagi kita lalu berbagi dengan manusia lainnya, memaksa kita untuk mampu menahan diri tidak menjadikan ruang yang ada menjadi hanya sebatas ruang yang tak memiliki rasa, atau lebih-lebih malah menjadikan ruang itu menjadi ruang yang tak satu orangpun enggan berada disana.
Akan menyenangkan jika setiap yang keluar dari masing-masing manusia adalah kebaikan, dan akan sangat menjengkelkan jika setiap apa-apa yang terpancarkan merupakan suatu keburukan. bukan karena ruangannya menjadi gelap, pengap dan lembab. karena bahkan lebih dari itu. boleh jadi keburukan yang tak sengaja bersumber dari diri kita, pada saat itu, tepat mengarah di inti hati seseorang yang lain, seperti paku yang tepat tertancap di barisan pagar halaman. sangat mudah untuk mencabutnya lagi, namun bekasnya sulit untuk ditutupi, akan selalu terlihat. menancap, dalam, dan menyebalkan.
Akan menyenangkan jika setiap yang keluar dari masing-masing manusia adalah kebaikan, dan akan sangat menjengkelkan jika setiap apa-apa yang terpancarkan merupakan suatu keburukan. bukan karena ruangannya menjadi gelap, pengap dan lembab. karena bahkan lebih dari itu. boleh jadi keburukan yang tak sengaja bersumber dari diri kita, pada saat itu, tepat mengarah di inti hati seseorang yang lain, seperti paku yang tepat tertancap di barisan pagar halaman. sangat mudah untuk mencabutnya lagi, namun bekasnya sulit untuk ditutupi, akan selalu terlihat. menancap, dalam, dan menyebalkan.
maka, akan selalu tersedia pilihan lain bagi kita yang mau.
tidak menjadi sumber keburukan, melainkan berikhtiar menjadi sumber kebaikan, oase inspirasi ditengah padang gersang, pemantik semangat bagi sumbu perjuangan, penyala cahaya dikala gelap gulita atau pembuka jalan di belantara. agar nilai kebaikan yang engkau miliki, menjadi tak hanya bagi dirimu sendiri, namun bagi dia juga mereka.